Labirin ini memiliki beberapa jalur buntu, namun ada sebanyak 6 buah jembatan yang sengaja dibangun dengan posisi yang agak meninggi di beberapa jalur, sehingga manakala kita berada di jembatan, kita bisa melihat sekilas posisi jalur labirin secara lebih jelas. Untuk pintu keluarnya sendiri berada pada menara observasi pusat.
Dalam usaha menjaga kelestarian labirin ini, dibutuhkan tim enam tukang kebun yang bertugas memangkasnya setiap enam bulan sekali. Karena untuk menyelesaikan pemangkasan sepanjang jalur 2,72 kilometer tersebut dengan tangan memerlukan hampir satu bulan lamanya. Apalagi panjang jalur jika dijumlah secara total, sebenarnya hampir mencapai panjang 8 kilometer. Bisa dibayangkan sendiri kan, memangkas pohon yew sepanjang 8 kilometer hanya dengan enam orang tim saja. Maka waktu untuk menyelesaikannya pun tidak bisa dilakukan dengan cepat. Malah ada saja tantangannya, terutama bagi karyawan yang masih baru. Mereka terkadang harus tersesat di tengah jalan.
Labirin ini begitu kompleks, sehingga memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk bisa melaluinya secara tepat. Dalam beberapa kasus darurat, labirin ini memiliki panel lift yang berfungsi membantu orang-orang yang tersesat. Akan tetapi, akhir-akhir ini banyak para pengunjung labirin yang memanfaatkan fasilitas dari smartphone yang mereka punya. Dengan bantuan pandangan udara di Google Maps, mereka bisa secara cepat menyelesaikan jalur labirin ini. Memang, sebagian besar ponsel saat ini dapat mendeteksi sinyal GPS yang bisa digunakan untuk menentukan lokasi dari si pengguna ponsel, dengan begitu pengguna bisa melihat posisi mereka melalui peta online yang ditampilkan, sehingga bisa menemukan rute labirin secara cepat.
Komentar
Belum Ada Komentar....