Shirakawa-go dan Gokayama, Jepang
Sekali memasuki pedesaaan ini, dijamin merasa sedang di Eropa, apalagi saat musim dingin. Berada di kaki pegunungan Japanese Alps, pedesaan Shirakawa-go dan Gokayama punya bentuk atap rumah yang seperti tangan sedang berdoa.
Sebenarnya mirip dengan atap rumah biasa, namun dengan kemiringan yang lebih runcing. Tujuannya, memudahkan salju yang turun saat musim dingin. Kebanyakan rumah di sana berjarak, dan kecil. Sehingga memberikan pemandangan sungguh indah! Merupakan kawasan Warisan Dunia UNESCO, rumah-rumah yang ada di sini sudah berdiri selama 400 tahun lamanya.
Alberobello, Italia
Pertama kali melihat desa ini, pasti langsung terpikir rumah kurcaci. Bentuk atapnya kerucut, dengan tembok yang terbuat dari susunan batu. Desa yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO ini berada di Puglia, Italia.
Dibangun pada abad ke-13, kini sudah tidak banyak yang menempati rumah tersebut. Malahan, rumah-rumah unik tersebut disulap menjadi restoran, pertokoan dan kafe. Menarik!
Desa Taketomi, Jepang
Kembali ke Jepang, kali ini ada Desa Taketomi di Pulau Taketomi, Okinawa, Jepang. Desa ini menjadi percontohan modernisasi dari arsitektur tradisional Kerajaan Ryuku.
Gaya rumah yang sederhana dan menarik. Seluruh rumah di desa ini tidak ada yang tingkat. Juga, terbuat dari batu dengan atap berwarna merah. Karena kawasan ini sering dilanda badai dan topan, maka rumah ini yang paling masuk akal untuk didirikan. Selain itu, rumah seperti ini juga tahan panas dan lembab.
Bo-Kaap, Afrika Selatan
Traveler pecinta warna, wajib datang ke Bo-Kaap di Cape Town, Afrika Selatan. Kawasan ini merupakan bagian dari Malay Quarter yang merupakan area tempat tinggal orang Asia Tenggara, termasuk orang Jawa. Pertama kali dibangun tahun 1980, kawasan ini terkenal sebagai rumah berwarna.
Hampir semua warna bisa ditemui di sini mulai dari merah, oranye, hijau dan lainnya. Awalnya, rumah mereka dicat baru saat Idul Fitri (bagi masyarakat Muslim yang tinggal di sana). Kemudian, semua mengikuti dengan warna yang meriah juga.
Matera, Italia
Desa yang berdiri di perbukitan ini menjadi tempat syuting favorit untuk menangkap suasana Yerusalem kuno. Masuk sebentar ke Matera, dan suasana itu dengan mudah terbangun. Rumah yang ada di sini merupakan gua-gua yang dibuat oleh manusia.
Diperkirakan rumah ini merupakan tempat manusia pertama yang hadir di Italia. Rumah ini diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke-3. Apa yang membuat Matera menarik adalah ukuran dan kerumitan dari rumah-rumah yang dibuat dari batu. Karena, bisa saja satu rumah terhubung dengan rumah lain dan bersatu di aula besar di tengah-tengah. Wah!
Setenil de las Bodegas, Spanyol
Yang membuat Setenil de las Bodegas menarik adalah perpaduan arsitektur yang menyatu dengan alam. Berada di bawah bebatuan yang seperti menggantung di Rio Trejo, desa kecil ini berhasil dibangun tanpa membuat sesak semua yang tinggal di sana.
Meski terlihat padat, namun sirkulasi udara yang tercipta tetap bisa membuat kawasan sejuk. Karena, angin masih bisa menelusup ke rumah-rumah yang dibangun di sana. Juga, rumah yang ada di sini, ada yang dibangun di luar, dan di dalam bebatuan alam tersebut.
Salento, Kolombia
Satu lagi desa dengan warna yang meriah adalah Salento. Berada di kawasan pusatnya kopi, Salento merupakan bonus wisata bagi para pecinta kopi. Kebanyakan rumah yang ada di sini bertingkat dua dengan warna tembok putih. Yang menarik adalah jendela dan pintunya, warna-warni!
Selain warna-warni, jendela dan pintu di rumah-rumah tersebut terbuat dari bambu. Mengapa bambu? Karena tahan gempa bumi. Konsep rumah seperti ini sudah ada sejak jaman kolonial 200 tahun lalu. Sungguh seperti tertarik ke masa lalu bukan?
Matmata, Tunisia
Nah, kawasan perumahan ini sangat cocok untuk para pecinta Star Wars. Matmata di Tunisia menjadi tempat syuting dari film prequel Star Wars yang dibuat tahun 2002 dengan judul 'Star Wars Episode II: Attack of the Clone'.
Tak heran, karena memang arsitektur di kota ini sangatlah unik. Sepintas seperti bukan di bumi. Matmata dikenal dengan keunikan dari rumah guanya yang vertikal ke dalam tanah. Setiap rumah dimulai dengan pintu melingkar dan ruangan yang tingkat dua, namun turun ke bawah. Dibuat seperti ini karena bertujuan menghindari cuaca panas saat siang hari.
Komentar
Belum Ada Komentar....